Rabu, 26 Oktober 2011

Seven Samurai

 Director : Akira Kurosawa
 Casat      : Toshiro mifune,Takashi Shimura,Yoshio Inaba,Yukiko Shimazaki,Haruko Toyama


  
Seberapa banyak film jepang bertema samurai yg pernah anda tonton…..? mungkin jawabanya sangat beragam,mulai dari yang sering,biasa saja,tau mungkin justru belum pernah sama sekali.
Tapi pertanyaannya sekarang adalah “sudahkah kamu nonton film dengan bertema samurai yang yang paling phenomenal dalam sejarah perfilman jepang yang diakui dunia sebagai salah satu film paling berpengaruh di dunia?.” Jika memang belum, ya wajar saja kalo saya pikir, karena memang film ini dibuat kurang lebih 56 tahun yang lalu,yg saya yakin walaupun anda sekarang sudah berumur kepala empat atau bahkan lima,maka anda jelas bukan berada pada jamanya film ini di buat,apalagi untuk generasi yg jauh lebih muda dari yg diatas tadi. Bahkan pada saat film ini selesai dibuat,Indonesia justru masih harus berbenah memperbaiki kondisi Negara yang carut marut yang secara kebetulan justru diakibatkan oleh Negara tempat berasal film ini buat. Jadi memang sangat dimaklumi kalau banyak orang yang belum nonton film ini,karena sejujurnya sayapun berhasil menonton film ini dari dvd bajakan yg secara tdk sengaja saya temukan (hehehee…).
Jika ada yang Tanya kenapa saya tidak mendownload saja film ini, maka jangan berharap,karena itu salah satu kelemahan saya.

Back to topic. Sebenarnya apa yang membuat film garapan sineas peraih penghargaan oscar “akira kurosawa” ini patut di tonton. Apakah karena munculnya berbagai pujian dari para kritikus dunia sehingga kita yakin film ini wajib di tonton….? Rasanya itu kurang etis jika kita belum menyaksikanya sendiri,walau memang tidak salah jika kita mengacu pada opini-opini dan kritikan orang yang memang sangat ahli dibidangnya.

“Seven samurai” film yang disebut-sebuat sebagai film terbaik garapan sineas kebanggaan jepang akira kurosawa ini menceritakan tentang para petani yang hidup disuatu desa terpencil yang merasa terancam kehidupanya oleh para bandit yang mencoba merampas semua bahan makanan meraka yg justru disaat yang bersamaan mereka harus membayar pajak kepada pemerintah, sehingga mau tidak mau meraka harus mempertahankan bahan makanan sisa pajak demi kelangsungan hidup mereka. Namun apa yang bias mereka lakukan….? Para petani dengan keahlian yang hanya bercocok tanam harus melawan para bandit yang sehari-hari mengayuh pedang dan jelas jumlah mereka tidak sedikit. Disela keputusasaan yang mendera seisi desa, ide akhirnya dilontarkan sang tetua (kalo disunda “sesepuh”) demi menyelamatkan desanya itu. Akhirnya dengan ide sang tetua untuk menyewa para samurai demi melindungi desa mereka dari para bandit, berangkatlah utusan dari desa dalam rangka mencari para samurai yang mau melindungi desanya itu. Semudah itu kah…..? jelas tidak,…karena mereka harus mencari samurai-samurai yang mau hanya dibayar dengan makan tiga kali sehari saja,karena memang itu saja yang mampu mereka berikan. Dan memang justru itu tidak gampang,mereka makin putus asa karena tidak ada satupun samurai yang mau menerima pinangan mereka dengan hanya sepiring nasi saja, sampai pada suatu saat munculah seorang pria yg membantu mengembalikan seorang bayi dari cengkraman seorang pencuri. Dan mulai dari situlah harapun muncul,satu persatu para samurai mulai bergabung dan sampai akhirnya berjumlah tujuh orang sesuai dengan judul filmnya.

Kurosawa berhasil membuat film ini begitu berkesan. Karakter-karakter yang muncul di film ini begitu jelas dan unik, kurosawa berhasil mengarahkan para pemainya sesuai dengan karakter masing-masing,sehingga hasilnya kita tidak akan lupa dengan setiap peran yang ada dalam film ini,sebab pengkarakteranya itu sengguh-sungguh sangat kuat. sebagai contoh salah satu dari ketujuh samurai tersebut terdapat samurai yang selalu banyak omong dgn gaya bicara yang arogan tapi selalu menimbulkan kelucuan di setiap waktunya,dan sampai kapanpun saya kan selalu ingat dengan karakter tersebut. Atau samurai yang diangap ketua oleh keenam samurai lainya itu,ia mempunyai karakter yang kuat pula, penuh perhitungan,tenang,cerdas namun sangat hebat dan mematikan. Saat melihat itu saya teringat karakter yang dimainkan takeshi kaneshiro dalam “red clif” buah karya john woo yang mungkin saja terinspirasi dari film ini,karena toh banyak kemiripan di dalamnya,terutama gaya dan strategi perang yang dirancangnya itu.

Saat menonton film ini kita akan dibuat tersenyum bahkan tertawa untuk beberapa kali. Kebodohan,keluguan,kebaikan,kepolosan para petani yang ada di desa ini membuat saya tidak henti-hentinya tersenyum dan tertawa,entahlah….dengan karakter-karakter unik itu seolah-olah tubuh saya tergelitik untuk secara spontan tersenyum dan tertawa. Masih ingat scene dimana kakek-kakek duduk manis di kursi tua dengan wajahnya yang keriput serta tatapan kosong dalam film “sang pemimpi”…? Saat itu saya tertawa bukan karena ada suatu dialog yg lucu,tp karena magnet si kakek tersebut walau tanpa harus bicara. Dan seperti itulah yang terjadi dalam film seven samurai,banyak sekali adegan seperti itu yang tidak henti-hentinya membuat saya tergelitik untuk tersenyum. Dan justru itulah yang menjadi sebagian nyawa film ini, tentu saja disamping pertempuranya yang mengesankan,mengingat film ini dibuat pada jaman dengan teknologi yang belum hebat seperti sekarang ini.

Film ini pada kenyataanya masih berpormat hitam putih,mungkin bukan karena paktor ksengajaan tapi memang dikarenakan teknologi yang ada saat itu, tapi entah jika memang kurosawa ingin membuat film dengan pormat seperti ini walau jika ternyata teknologi sudah bisa membuatnya lebih berwarna,karena toh pada kenyataanya dijaman serba maju seperti sekarang ini, masih banyak sineas yg masih menggunakan pormat hitam putih untuk filmnya hanya karena supaya lebih masuk akal,lebih “indah”, atau supaya lebih bisa mencuri perhatian para juri oscar,…ya itu mungkin saja.
Pormat hitam putih yang disajikan pun belum seperti hitan putih yang digunakan para sineas di jaman sekarang yang halus,lembut dengan cahaya yang pas dan dapat diatur. Dalam film seven samurai, kita akan melihat pormat hitam putih yang masih sangat kasar kalau boleh saya bilang, bahkan pencahayaanyapun masih awut-awutan seperti saat kita menonton film di proyektor,maka cahayanya itu tidak stabil, sehingga jelas kita tidak bisa melihat darah yg muncrat dari leher seseorang karena tebasan pedang seperti di film bertema samurai lainya seperti “zatoichi”. Tapi apa itu membuat film ini lantas menjadi kurang begitu gereget untuk di tonton…? Saya rasa tidak,kecuali memang khusus untuk orang-orang yang gemar hanya menonton film-film gore yang sering menumpahkan darah dimana-mana. Menurut saya walau tanpa darah muncrat, ketegangan difilm ini berhasil dibangun dengan strategi perang yang menurut saya hebat dan mungkin berhasil mempengaruhi berbagai film perang lainya.

Kesimpulanya film ini memang layak untuk sebut sebagai salah satu film paling phenomenal dan berpengaruh di dunia,karena memang pada kenyataanya seperti itu.
mampu menginspirasi dan mempengaruhi film-film setelahnya,membuat film ini sangat-sangat wajib untuk ditonton.

Karena paktor pentingnya untuk menyaksikan film ini, segeralah mencari film ini dengan kerja keras, baik itu di toko-toko terdekat atau mungkin mendownload di situs tertentu…..hehehehe….selamat berjuang.

Overall : 9/10

Lupa mencantumkan kekurangan film ini. Mungkin satu saja kekurangan film ini, hanya masalah durasi yang “mungkin” bagi sebagaian orang terlalu lama, bayangkan saja durasi 206 menit (kalo saya tidak salah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar