Director : Akira Kurosawa
Casat : Toshiro mifune,Takashi Shimura,Yoshio Inaba,Yukiko Shimazaki,Haruko Toyama


Seberapa banyak film jepang bertema samurai yg pernah anda tonton…..?
mungkin jawabanya sangat beragam,mulai dari yang sering,biasa saja,tau
mungkin justru belum pernah sama sekali.
Tapi pertanyaannya sekarang
adalah “sudahkah kamu nonton film dengan bertema samurai yang yang
paling phenomenal dalam sejarah perfilman jepang yang diakui dunia
sebagai salah satu film paling berpengaruh di dunia?.” Jika memang
belum, ya wajar saja kalo saya pikir, karena memang film ini dibuat
kurang lebih 56 tahun yang lalu,yg saya yakin walaupun anda sekarang
sudah berumur kepala empat atau bahkan lima,maka anda jelas bukan berada
pada jamanya film ini di buat,apalagi untuk generasi yg jauh lebih muda
dari yg diatas tadi. Bahkan pada saat film ini selesai dibuat,Indonesia
justru masih harus berbenah memperbaiki kondisi Negara yang carut marut
yang secara kebetulan justru diakibatkan oleh Negara tempat berasal
film ini buat. Jadi memang sangat dimaklumi kalau banyak orang yang
belum nonton film ini,karena sejujurnya sayapun berhasil menonton film
ini dari dvd bajakan yg secara tdk sengaja saya temukan (hehehee…).
Jika ada yang Tanya kenapa saya tidak mendownload saja film ini, maka jangan berharap,karena itu salah satu kelemahan saya.
Back
to topic. Sebenarnya apa yang membuat film garapan sineas peraih
penghargaan oscar “akira kurosawa” ini patut di tonton. Apakah karena
munculnya berbagai pujian dari para kritikus dunia sehingga kita yakin
film ini wajib di tonton….? Rasanya itu kurang etis jika kita belum
menyaksikanya sendiri,walau memang tidak salah jika kita mengacu pada
opini-opini dan kritikan orang yang memang sangat ahli dibidangnya.
“Seven
samurai” film yang disebut-sebuat sebagai film terbaik garapan sineas
kebanggaan jepang akira kurosawa ini menceritakan tentang para petani
yang hidup disuatu desa terpencil yang merasa terancam kehidupanya oleh
para bandit yang mencoba merampas semua bahan makanan meraka yg justru
disaat yang bersamaan mereka harus membayar pajak kepada pemerintah,
sehingga mau tidak mau meraka harus mempertahankan bahan makanan sisa
pajak demi kelangsungan hidup mereka. Namun apa yang bias mereka
lakukan….? Para petani dengan keahlian yang hanya bercocok tanam harus
melawan para bandit yang sehari-hari mengayuh pedang dan jelas jumlah
mereka tidak sedikit. Disela keputusasaan yang mendera seisi desa, ide
akhirnya dilontarkan sang tetua (kalo disunda “sesepuh”) demi
menyelamatkan desanya itu. Akhirnya dengan ide sang tetua untuk menyewa
para samurai demi melindungi desa mereka dari para bandit, berangkatlah
utusan dari desa dalam rangka mencari para samurai yang mau melindungi
desanya itu. Semudah itu kah…..? jelas tidak,…karena mereka harus
mencari samurai-samurai yang mau hanya dibayar dengan makan tiga kali
sehari saja,karena memang itu saja yang mampu mereka berikan. Dan memang
justru itu tidak gampang,mereka makin putus asa karena tidak ada
satupun samurai yang mau menerima pinangan mereka dengan hanya sepiring
nasi saja, sampai pada suatu saat munculah seorang pria yg membantu
mengembalikan seorang bayi dari cengkraman seorang pencuri. Dan mulai
dari situlah harapun muncul,satu persatu para samurai mulai bergabung
dan sampai akhirnya berjumlah tujuh orang sesuai dengan judul filmnya.
Kurosawa
berhasil membuat film ini begitu berkesan. Karakter-karakter yang
muncul di film ini begitu jelas dan unik, kurosawa berhasil mengarahkan
para pemainya sesuai dengan karakter masing-masing,sehingga hasilnya
kita tidak akan lupa dengan setiap peran yang ada dalam film ini,sebab
pengkarakteranya itu sengguh-sungguh sangat kuat. sebagai contoh salah
satu dari ketujuh samurai tersebut terdapat samurai yang selalu banyak
omong dgn gaya bicara yang arogan tapi selalu menimbulkan kelucuan di
setiap waktunya,dan sampai kapanpun saya kan selalu ingat dengan
karakter tersebut. Atau samurai yang diangap ketua oleh keenam samurai
lainya itu,ia mempunyai karakter yang kuat pula, penuh
perhitungan,tenang,cerdas namun sangat hebat dan mematikan. Saat melihat
itu saya teringat karakter yang dimainkan takeshi kaneshiro dalam “red
clif” buah karya john woo yang mungkin saja terinspirasi dari film
ini,karena toh banyak kemiripan di dalamnya,terutama gaya dan strategi
perang yang dirancangnya itu.
Saat menonton film ini kita akan
dibuat tersenyum bahkan tertawa untuk beberapa kali.
Kebodohan,keluguan,kebaikan,kepolosan para petani yang ada di desa ini
membuat saya tidak henti-hentinya tersenyum dan tertawa,entahlah….dengan
karakter-karakter unik itu seolah-olah tubuh saya tergelitik untuk
secara spontan tersenyum dan tertawa. Masih ingat scene dimana
kakek-kakek duduk manis di kursi tua dengan wajahnya yang keriput serta
tatapan kosong dalam film “sang pemimpi”…? Saat itu saya tertawa bukan
karena ada suatu dialog yg lucu,tp karena magnet si kakek tersebut walau
tanpa harus bicara. Dan seperti itulah yang terjadi dalam film seven
samurai,banyak sekali adegan seperti itu yang tidak henti-hentinya
membuat saya tergelitik untuk tersenyum. Dan justru itulah yang menjadi
sebagian nyawa film ini, tentu saja disamping pertempuranya yang
mengesankan,mengingat film ini dibuat pada jaman dengan teknologi yang
belum hebat seperti sekarang ini.
Film ini pada kenyataanya masih
berpormat hitam putih,mungkin bukan karena paktor ksengajaan tapi
memang dikarenakan teknologi yang ada saat itu, tapi entah jika memang
kurosawa ingin membuat film dengan pormat seperti ini walau jika
ternyata teknologi sudah bisa membuatnya lebih berwarna,karena toh pada
kenyataanya dijaman serba maju seperti sekarang ini, masih banyak sineas
yg masih menggunakan pormat hitam putih untuk filmnya hanya karena
supaya lebih masuk akal,lebih “indah”, atau supaya lebih bisa mencuri
perhatian para juri oscar,…ya itu mungkin saja.
Pormat hitam putih
yang disajikan pun belum seperti hitan putih yang digunakan para sineas
di jaman sekarang yang halus,lembut dengan cahaya yang pas dan dapat
diatur. Dalam film seven samurai, kita akan melihat pormat hitam putih
yang masih sangat kasar kalau boleh saya bilang, bahkan pencahayaanyapun
masih awut-awutan seperti saat kita menonton film di proyektor,maka
cahayanya itu tidak stabil, sehingga jelas kita tidak bisa melihat darah
yg muncrat dari leher seseorang karena tebasan pedang seperti di film
bertema samurai lainya seperti “zatoichi”. Tapi apa itu membuat film ini
lantas menjadi kurang begitu gereget untuk di tonton…? Saya rasa
tidak,kecuali memang khusus untuk orang-orang yang gemar hanya menonton
film-film gore yang sering menumpahkan darah dimana-mana. Menurut saya
walau tanpa darah muncrat, ketegangan difilm ini berhasil dibangun
dengan strategi perang yang menurut saya hebat dan mungkin berhasil
mempengaruhi berbagai film perang lainya.
Kesimpulanya film ini
memang layak untuk sebut sebagai salah satu film paling phenomenal dan
berpengaruh di dunia,karena memang pada kenyataanya seperti itu.
mampu menginspirasi dan mempengaruhi film-film setelahnya,membuat film ini sangat-sangat wajib untuk ditonton.
Karena
paktor pentingnya untuk menyaksikan film ini, segeralah mencari film
ini dengan kerja keras, baik itu di toko-toko terdekat atau mungkin
mendownload di situs tertentu…..hehehehe….selamat berjuang.
Overall : 9/10
Lupa
mencantumkan kekurangan film ini. Mungkin satu saja kekurangan film
ini, hanya masalah durasi yang “mungkin” bagi sebagaian orang terlalu
lama, bayangkan saja durasi 206 menit (kalo saya tidak salah).